INI
TENTANG MURNI
Murni
adalah anak ke 4 dari 5 bersaduara dari pasangan suami istri Badulud dan Kokoy.
Dia lahir di desa Kunyit Kabupaten Sebuku Kalimantan Timur pada tanggal 4 Juli
1993.Kulitnya putih, mata sipit dan rambutnya
lurus kemerah-merahan serta senyumnya yang mudah terpancar dari kedua
pipinya. Bermain volly dan berenang adalah olahraga yang dia gemari meskipun
dia tidak begitu jago dalam bermain volly dan berenang. Selain itu dia juga
hobi mendengarkan lagu saat sebelum
tidur,saat sendiri serta saat sedih.
Murni
seorang yang sangat menyukai buah rambutan dan mangga. Hingga pada suatu hari
ketika musim rambutan ia memanjat pohon rambutan di depan rumahnya. Untuk
memanjat pohon rambutan tersebut bukanlah hal sulit baginya, melainkan hal sulit adalah turun dari pohon tersebut.
Ia memetik buah tersebut dan mengantonginya sambil memakannya sebagian. Karena
keasikan menyantap buah rambutan, dia
lupa bahwa dia sudah berada di pucuk pohon yang cukup tinggi. Dia ketakutan dan
berteriak meminta pertolongan hingga orang-orang berhamburan keluar dari dalam
rumah. Semua orang heran melihatnya sudah diatas pohon. Akhirnya dengan bantuan
bapaknya dia turun pelan-pelan. Buah rambutan yang di kantonginya berserak
kebawah yang di pungut dan dimakan oleh kakak-kakaknya.
Sekarang
Murni sedang menempuh pendidikan di Unnes jurusan PGSD. Dia merupakan salah
satu mahasiswi yang memperoleh beasiswa penuh dari Kemendikbud yang programnya
bernama Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT)
Menjadi guru bukanlah cita-citanya. Ketika
kecil dia bercita-cita menjadi pegawai kantoran yang memakai pakaian rapi dan
wangi.Namun karena dorongan orang tua akhirnya dia memutuskan untuk mendalami
ilmu keguruan khususnya guru sekolah dasar. Menyukai anak kecil adalah modal
awal ketika dia memutuskan untuk menggeluti pendidikan guru SD, karena ketika
menjadi guru SD yang dihadapi adalah anak-anak kecil. Selain itu keinginan
untuk memajukan pendidikan di daerahnya menjadi motivasi baginya untuk menjadi
seorang guru. Akhirnya setelah beberapa tahun terjun di dunia keguruan, ia
jatuh hati dan sangat menyenangi profesi ini. Dia semakin tahu bahwa guru
adalah profesi yang melahirkan segala profesi.
Membahagiakan
kedua orang tua adalah prinsip hidupnya. Prinsip ini juga menjadi motivasi
dalam dirinya walau harus merantau di pulau Jawa. Ketika dia sedang berputus
asa, dengan mengingat wajah kedua orang tuanya seakan mendapat suntikan
semangat yang mampu membangkitkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar