Kamis, 03 Desember 2015

ini tentang murni




INI TENTANG MURNI
Murni adalah anak ke 4 dari 5 bersaduara dari pasangan suami istri Badulud dan Kokoy. Dia lahir di desa Kunyit Kabupaten Sebuku Kalimantan Timur pada tanggal 4 Juli 1993.Kulitnya putih, mata sipit dan rambutnya  lurus kemerah-merahan serta senyumnya yang mudah terpancar dari kedua pipinya. Bermain volly dan berenang adalah olahraga yang dia gemari meskipun dia tidak begitu jago dalam bermain volly dan berenang. Selain itu dia juga hobi mendengarkan lagu  saat sebelum tidur,saat sendiri serta saat sedih.
Murni seorang yang sangat menyukai buah rambutan dan mangga. Hingga pada suatu hari ketika musim rambutan ia memanjat pohon rambutan di depan rumahnya. Untuk memanjat pohon rambutan tersebut bukanlah hal sulit baginya, melainkan  hal sulit adalah turun dari pohon tersebut. Ia memetik buah tersebut dan mengantonginya sambil memakannya sebagian. Karena keasikan menyantap  buah rambutan, dia lupa bahwa dia sudah berada di pucuk pohon yang cukup tinggi. Dia ketakutan dan berteriak meminta pertolongan hingga orang-orang berhamburan keluar dari dalam rumah. Semua orang heran melihatnya sudah diatas pohon. Akhirnya dengan bantuan bapaknya dia turun pelan-pelan. Buah rambutan yang di kantonginya berserak kebawah yang di pungut dan dimakan oleh kakak-kakaknya.
Sekarang Murni sedang menempuh pendidikan di Unnes jurusan PGSD. Dia merupakan salah satu mahasiswi yang memperoleh beasiswa penuh dari Kemendikbud yang programnya bernama Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (PPGT)
  Menjadi guru bukanlah cita-citanya. Ketika kecil dia bercita-cita menjadi pegawai kantoran yang memakai pakaian rapi dan wangi.Namun karena dorongan orang tua akhirnya dia memutuskan untuk mendalami ilmu keguruan khususnya guru sekolah dasar. Menyukai anak kecil adalah modal awal ketika dia memutuskan untuk menggeluti pendidikan guru SD, karena ketika menjadi guru SD yang dihadapi adalah anak-anak kecil. Selain itu keinginan untuk memajukan pendidikan di daerahnya menjadi motivasi baginya untuk menjadi seorang guru. Akhirnya setelah beberapa tahun terjun di dunia keguruan, ia jatuh hati dan sangat menyenangi profesi ini. Dia semakin tahu bahwa guru adalah profesi yang melahirkan segala profesi.
Membahagiakan kedua orang tua adalah prinsip hidupnya. Prinsip ini juga menjadi motivasi dalam dirinya walau harus merantau di pulau Jawa. Ketika dia sedang berputus asa, dengan mengingat wajah kedua orang tuanya seakan mendapat suntikan semangat yang mampu membangkitkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar