Kamis, 03 Desember 2015

KEBUDAYAAN ACEH SINGKIL


MAKALAH
KEBUDAYAAN ACEH SINGKIL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Multikultural
Dosen Pengampu: Mujiyono
 





Disusun oleh:
Satriadi                 1401413635





ROMBEL PPGT 2013
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Kabupaten Aceh Singkil  adalah salah satu  kabupaten  di  Provinsi Aceh,  Indonesia. Kabupaten Aceh Singkil merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebagian wilayahnya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Kabupaten ini juga terdiri dari dua wilayah, yakni daratan dan kepulauan. Kepulauan yang menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak. Ibu kota Kabupaten Aceh Singkil terletak di Singkil.
Singkil sendiri berada di jalur barat Sumatera yang menghubungkan Banda Aceh, Medan dan Sibolga. Namun, jalurnya lebih bergunung-gunung dan perlu dilakukan banyak perbaikan akses jalan agar keterpencilan wilayah dapat diatasi. Diharapkan dalam waktu dekat Pelabuhan Singkil dapat dipergunakan sebagai pelabuhan transit untuk jalur barat Sumatera.
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan membuat makalah mengenai kebudayaan Aceh Singkil agar pembaca dapat lebih mengetahui tentang kebudayaan Aceh Singkil.

2.      Rumusan Masalah
Berdasrkan latar belakang di atas maka di rumuskan masalah sebagai berikut:
2.1  Bagaimana asal usul kabupaten Aceh Singkil?
2.2  Apa sajakah etnis yang ada di Aceh Singkil?
2.3  Bagaimana kebudayaan adat istiadat yang berlaku di masyarakat Aceh Singkil?
2.4  Apa sajakah tempat wisata yang ada di kabupaten Aceh Singkil?

3.      Tujuan
Berdasrkan rumusan masalah diatas maka akan di jelaskan beberpa tujuan makalah ini sebagai berikut:
3.1  Menjelaskan tentang asal usul kabupaten Aceh Singkil
3.2  Menjelaskan etnis yang ada di Aceh Singkil
3.3  Menjelaskan kebudayaan dan adat istiadat yang ada di Aceh Singkil
3.4  Menjelaskan tentang tempat wisata yang ada di kabupaten Aceh Singkil






BAB II
PEMBAHASAN

1.      Asal Usul Kabupaten Aceh Singkil
Makna kata singkil, singkil asal katanya Sekel yang artinya MAU. Oleh sebab itu suku Singkil mudah untuk menyesuaikan diri dengan suku yang lain. Oleh Sebab itu Di Singkil sendiri terdapat banyak Suku-suka. Atau boleh juga dikatakan bahwa orang Singkil Adalah Orang yang sangat netral terhadap suku yang lain.

                

Tahun 1999, merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebagian wilayahnya berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Aceh Singkil memiliki luas wilayah 3.578 km², terdiri dari dua wilayah, yakni daratan dan kepulauan.Kepulauan yang menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak (Kecamatan Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat), dengan 99 pulau-pulau kecil yang berpotensi menjadi daerah wisata bahari.
            Sejarah Kabupaten Aceh Singkil yang ada saat ini dimulai dari adanya sebuah kota singkil yang merupakan daerah pusat keraajaan. Pengembangan daerah ini selanjutnya diteruskan oleh pemerintah Hindia Belanda. Kota Singkil di fungsikan sebagai mana layaknya sebuah kota yang kelahirannya dimulai pada masa penjajahan Belanda sehingga Singkil difungsikan sebagai pusat kota dagang dan pusat pelabuhan dagang dipantai Selatan Aceh, pada masa itu (diperkirakan pada abad ke 15 M).
Menurut legenda asal usul Singkil  dari tiga tempat yaitu dari kampong Gelombang di alur lae soraya, Simpang Kiri. Simpang kiri adalah daerah yang pertama kali terhempas oleh gelombang pasang naik dan sebagai muaranya adalah kuala kepeng. Akibat erosi sungai, lama kelamaan menimbulkan tanah yang muncul kepermukaan sehingga sungai menjadi dangkal dan beralih kedaerah lain. Akibat dari erosi sungai tersebut muncula daerah Paya Bumbung, Rantau Gedang, Teluk Ambun, Kuala Baru, dan kampong Singkil lama. Menurut cerita kampong Singkil lama sudah tenggelam, kampong ini dahulu terletak di seberang kilangan yang bernama Pasir Tengah. Pada hari jumat terjadi amukan Hindia (lautan Indonesia), terjadi pergeseran dilaut yang begitu cepat, gelombang besar menghantam pantai pelabuhan singkil sehingga hilang dari permukaan, warga yang selamat dari amukan gelombang pindah ke daerah singkil yang ada sekarang.
2.      Etnis yang ada di Aceh Singkil
Penduduk dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil secara garis besar dapat dikelompokkan berdasarkan asal-usulnya, walaupun sekarang ini sudah samar (tidak kentara lagi).Ada beberapa etnis awal atau asal dari penduduk yang menetap di wilayah Singkil, dan dengan penelusuran jejak asalnya secara global maka terdapat berbagai etnis didalamnya yaitu : Etnis Aceh, Etnis Batak, Etnis Minangkabau, Etnis Nias, dan Etnis-etnis lainnya dalam jumlah kecil.

             Pengelompokan ini didasarkan karena dari setiap etnis masih dapat dirinci asal muasal etnis tersebut datang ke Singkil.Faktor-faktor yang menjadi tujuan utama etnis-etnis tersebut datang ke wilayah Singkil adalah karena faktor ekonomi serta faktor-faktor sekunder lainnya.

2.1  Etnis Aceh

               Dimasa yang lalu kelompok etnis Aceh ini terkelompokkan dalam komunitas wilayah tertentu. Diantara komunitas Aceh yang ada di wilayah Singkil adalah di Kuala Baru.Budaya etnis Aceh berada dalam kehidupan bersama di kelompok yang telah ada acuan kebersamaannya. Kelompok ini dipimpin oleh seoarang yang berwibawa dan terpandang. Tetapi pimpinan ini tidak lantas menjadi pimpinan yang absolut. Pemimpin etnis ini ditunjuk untuk mengurus soal adat (kepala adat), yang sangat erat hubungannya dengan pemerintahan, ekonomi, politik dan kegiatan masyarakat lainnya. Pemimpin didampingi oleh pemuka agama atau imam, yang menuntun kehidupan keagamaan. Hukum yang dibuat oleh pimpinan dan masyarakat harus sesuai dengan hukum agama. Oleh karena itu kedudukan seorang pimpinan keagamaan sama dengan pimpinan kelompok.

              Keadaan ini sama antara gampong (kampung), kerajaan besar atau kecil. Tradisi ini memungkinkan adanya kerajaan kecil yang muncul di Kabupaten Aceh Singkil pada waktu yang lalu, atas inisiatif etnis Aceh.
  
             Sistem kemasyarakatan etnis Aceh adalah menurut garis keturunan Ayah dan juga Ibu. Perpaduan patrilineal dan matrilineal ini dalam hubungan kekerabatan yang mengakibatkan terjadinya pembauran etnis ini dengan etnis lainnya sehingga terjadinya asimilasi sehingga menumbuhkan bentuk ke-Singkil-an suku. Terlebih lagi mencairnya pemisahan antara berbagai etnis maka terjadilah perkawinan antar etnis yang memunculkan kehidupan harmonis saling menghargai serta timbulnya rasa kesatuan wilayah SINGKIL dan bahasa pergaulan tidak mutlak lagi dengan menggunakan bahasa Aceh.

2.2    Etnis Batak

Wilayah Singkil merupakan bagian dari wilayah Aceh secara keseluruhan, tetapi wilayah Singkil pada masa yang lalu jauh lebih sulit untuk dicapai atau didatangi oleh masyarakat /penduduk Aceh lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya kendala-kendala hubungan, keterikatan pada adat istiadat dan kendala lainnya yang menyebabkan perpindahan penduduk dari etnis Aceh ini menjadi sedikit. Kendala utama yang menjadi penghambat utama masuknya etnis Aceh ini adalah karena faktor keadaan alam Singkil pada masa lalu.




              Sebaliknya dari etnis Batak kendalanya lebih kecil, dan didorong untuk mendapat kehidupan yang lebih baik karena keterbatasan tanah suku (adat) yang ada didaerah asalnya yang menyebabkan lebih mudahnya mereka datang ke wilayah Aceh Singkil.

              Terjadinya perpindahan penduduk (migrasi) dari daerah wilayah Batak telah berlangsung sejak lama. Migrasi etnis Batak ini datang dengan cara berkelompok di suatu lokasi yang kemudian menjadi Huta atau Kota/Kampung. Tradisi etnis batak, marga pertama yang membuka huta adalah yang menjadi penguasa daerah itu.Pendatang baru yang datang kemudian akan menempati daerah yang bertetangga dengan penduduk yang datang sebelumnya, sehingga tersusun suatu tatanan kemasyarakatan yang telah dihuni oleh masyarakat batak diatas.

               Daerah yang telah ditempati diatas diatur oleh raja setempat, seperti Raja Penyusunan Bulung merupakan raja yang menguasai pemerintahan Huta, Raja Torbin Balok yang berkuasa di daerah tetangga Raja Penyusunan Bulung. Kedua kerajaan saling mengakui kekuasaan masing-masing, sampai akhirnya kerajaan-kerajaan ini mengembangkan kekuasaan ke daerah lain dan membuat sistem pemerintahan yang lebih teratur di daerah masing-masing.

              Etnis Batak Merupkan Etnis Mayoritas di Subulussalam dan Aceh Singkil. Untuk lebih dalam lagi, Etnis Batak ini sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu: Suku Pakpak dan Suku Boang.

Untuk membedakan dua bagian ini kita bisa kita simak sebagi berikut :

Suku Boang adalah mereka yang pada awalinya yang Tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS). Walaupun saat ini mereka sudah menyebar ke daerah perkotaan. Ada juga yang mengatakan inilah penduduk asli Aceh Singkil, tapi berita ini masih simpang siur.

Sedangkan Batak Pakpak adalah Mereka yang tinggal lebih dekat ke daerah perbatasan Sumut.
           Adapun perbedaan yang jelas terlihat adalah dari segi bahasa yang di gunakan oleh mereka. Bahasa Pakpak pengucapan konsonan ‘R’ sedangkan dalam Bahasa Singkil diucapkan secara uvular sebagai ‘Kh’. Misalnya Orang Pakpak Mengucapkan ROH KE WEH. Dan orang Boang Mengucapkan KHO KENE KAUM. Atau arti sopannya dalam basasa Indonesia adalah Selamat Datang.Etnis Batak biasanya memakai marga di ujung nama mereka. Walaupun begitu saat ini sudah banyak yang tidak memakai marga di ujung nama mereka, namun mereka berpegang pada silsilah.

                Walaupun ada perbedaan seperti itu kedua suku mayoritas yang ada di Aceh Singkil, namun mereka tetap hidup harmonis dan tidak pernah mempermasalahkan suku antara satu dengan yang lain.

3.3  Etnis Minangkabau

          Etnis ini lebih lazim disebut orang Padang. Migrasi etnis ini lebih di dorong oleh faktor dagang. Orang Padang terkenal sebagai pedagang ulung dan gigih. Kedatangan etnis ini ke wilayah Singkil berdagang membawa barang kebutuhan penduduk dan juga merupakan penjaja jasa seperti tukang emas, tukang pangkas (cukur), penjahit pakaian laki-laki dan perempuan serta jasa lainnya yang diminati penduduk.

            Orang padang lebih banyak mendatangi /menetap di wilayah singkil sekitar pantai/laut, karena mudah dihubingi dengan perahu layar/kapal laut. Budaya orang padang yang dibawa oleh pedagang-pedagang yang datang ke wilayah Singkil ikut terlarut berasimilasi dengan kebudayaan-kebudayaan setempat, sehingga menghasilkan kebudayaan yang unik, tidak sama dengan kebudayaan asli yang dibawa oleh etnis-etnis yang datang ke wilayah Singkil. Perkawinan yang menurunkan generasi penerus telah membaurkan penduduk dalam wajah orang Singkil.

Di masyarakat minangkabau juga mengenal kelompok-kelompok keturunan seperti halnya etnis batak yang disebut marga. Seperti halnya etnis Batak, orang Padang tidak menonjolkan kelompok keturunan asalnya.

3.4   Etnis Nias

           Etnis ini mempunyai Bahasa sendiri dan dikenal oleh penduduk wilayah Singkil, tapi tidak digunakan secara umum dengan etnis lainnya. Etnis nias bermigrasi ke Singkil melalui laut dengan perahu layar. Etnis Nias terkenal juga dengan Pelaut-nya, karena etnis ini merupakan penduduk dari sebuah Pulau di samudera Hindia, di sebelah barat daya wilayah Singkil, dan sebagian di kepulaun Banyak.Dari segi fisik etnis ini pada umumnya mempunyai ciri khusus kuning langsat. Asli etnis ini tidak menggunakan huruf n, m ng (sengau) dalam menyebutkan kata-kata.

3.5   Etnis lainnya

Di wilayah Singkil terdapat juga beberapa etnis lain, seperti Bugis, Jawa, Cina, Arab dan Keling. Migrasinya etnis-etnis ini ke wilyah Singkil berlatar belakang perdagangan dan mencari pekerjaan.

3.       Kebudayaan dan Adat istiadat yang berlaku bagi masyarakat Aceh Singkil

3.1  Adat Istiadat Dalam Perkawinan

Adat istiadat dalam perkawinan di Subulusalam Aceh singkil yang harus dipenuhi oleh pihak laki-laki.

1. Beras 100 (sepuluh kaleng)
2. Kambing 1 ekor
3. Uang Hangus (jumlahnya tidak tertentu) atau disebut dengan Khukun damae artinya          kebutuhan yang dibutuhkan dengan musyawarah
4. Obon (nasi kendang) yang dibawa oleh pengantin laki-laki (yang mengiringi) atau disebut dengan mengakhak dan jumlah obon 16 talam (tempat).

Adat istiadat yang ada pada kategori A dan B diatas sudah banyak perubahan di Singkil. ada yang menambah dan ada yang mengurangi. Bahkan ada yang sama sekali tidak memakai lagi adat seperti yang di sebutkan di atas.

3.2  Makanan Tradisional Aceh Singkil

·          Nditak
·          Pelita Talam, ada juga yang menyebutnya Nditak Talam
·          Ndalabakh
·         Buah Belaka
·         Nakan Nggekhsing (nasi kuning)
·         Seme Malum, Cemanis (pulut bekuah)
·          Manuk Labakh, cenecah
·         Ikan Kekhah
·          Sanok Galuh Atau Garong
·         Jekhuk
·         Ndekhikih
·         Klame Tabusiam
·         Pekacem Tubis

3.3  Keterampilan Tradisional Aceh Singkil
·         Sumpit belopepinangen
·          Ndulang
·          Pahar
·          Bot
·          Belagen yang dibuat dari daun pandan
·          Piso/pisau

3.4  Panggilan / Istilah di Di Subulussalam Salam dan Singkil.
·         Pukak, Pak, Buyung, (Panggilan Untuk Anak laki2)
·         Rukak, Sukak, Nungkak, Upik (Panggilan Untuk anak Perempuan)
·          Gek, Abang, (Panggilan Sopan untuk orang lebih tua)
·          mak, Pak (Panggilan Untuk Ibu Bapak)
·          Dik, Tukhang (Panggilan Umum untuk perempuan lebih kecil)
·          Senina, (sapaan terhadap sesama umur / teman biasa)

3.5    Seni dan budaya suku Singkil
·         Tari Alas
·         Tari Dampeng
          



·         Tari Barat
·         Tari Sri Ndayong
·         Tari Piring
·         Tari Biahat (Tari Harimau)
·         Tari Payung
·         Tari Lelambe


















4.      Wisata di Aceh Singkil
4.1  Pantai Cemara Indah Gosong Telaga
                     

Pantai Cemara Indah Gostel adalah obyek wisata hamparan pantai yang biru, berlokasi di desa gosong telaga kecamatan Singkil utara. Jarak dengan ibukota kira-kira 25 km dan kecamatan 5 km.diantara Fasilitas obyek wisata yang ada di pantai cemara indah gostel antara lain yaitu pentas, gallery café, pondok santai, mushala, mck, pondok santai dan permainan anak.

4.2  Air Terjun Lae Gecih
       
Air terjun Lae Gecih obyek wisata ini. Berlokasi di desa kuta tinggi / lae gecih kecamatan simpang kanan. Jarak dengan ibukota kabupaten yaitu kira2 90 km dan kecamatan 20 km.kegiatan masyarakat di daerah ini mayoritas budidaya ikan air tawar dan bertani, sehingga wisatawan yang berkunjung di daerah ini dapat melihat kegiatan pedesaaan.










4.3  Pulau Banyak
     


Tak banyak yang tahu bahwa kekayaan alam Aceh, terutama di sektor pariwisata, tidaklah kalah dibanding objek wisata berskala internasional di berbagai belahan dunia lainnya. Salah satunya adalah objek wisata di Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.
Gugus kepulauan seluas 27,196 hektare ini memiliki pesona alam dan laut yang masih alami, seperti hamparan pasir putih dan alam bawah laut yang menakjubkan.
Pulau Banyak juga memiliki potensi agrowisata perikanan yang layak jual. Lautnya kaya dengan ikan hias, lobster, kima, dan teripang (kolong). Laut antarpulau yang teduh dan bening juga memungkinkan untuk mengembangkan usaha keramba.
Pada Juni 2014 lalu, Serambi bersama tim dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh sempat mengabadikan sejumlah objek wisata di pulau yang berjarak tiga jam perjalanan dengan kapal feri dari ibu kota Aceh Singkil itu.
Beberapa pulau yang sering dikunjungi wisatawan asing dan lokal adalah Tailana, Pulau Palambak Besar dan Palambak Kecil, Pulau Tabala, Rago-rago, Pulau Panjang, Sikandang, dan Bangkaru yang dihuni populasi penyu hijau dan penyu belimbing. Jarak antara pulau-pulau kecil ini hanya 0,5 hingga 2 mil yang biasanya ditempuh menggunakan perahu motor.
Di pulau-pulau tersebut wisatawan bisa bermalam di penginapan atau di alam terbuka sembari menikmati berbagai wisata air, seperti kayak, snorkeling, menyelam, hingga olahraga selancar (surfing).
Meski fasilitas penunjangnya belum begitu sempurna, tapi wisata Pulau Banyak sangat mengesankan dan pantas dijadikan sebagai salah satu destinasi liburan akhir tahun Anda.













BAB III
PENUTUP
Simpulan
Penduduk dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil secara garis besar dapat dikelompokkan berdasarkan asal-usulnya, walaupun sekarang ini sudah samar (tidak kentara lagi).Ada beberapa etnis awal atau asal dari penduduk yang menetap di wilayah Singkil, dan dengan penelusuran jejak asalnya secara global maka terdapat berbagai etnis didalamnya yaitu : Etnis Aceh, Etnis Batak, Etnis Minangkabau, Etnis Nias, dan Etnis-etnis lainnya dalam jumlah kecil. Di Aceh singkil juga terdapat beberapa kebudayaan yang masih berlaku di masyarakat seperti adat perkawinan, makanan khas, dan kesenian-kesenian.


















DAFTAR PUSTAKA

https://acehsingkil.wordpress.com/category/budaya/
http://rimbawanipb.blogspot.com/2014/05/aceh-singkil-tourism.html
http://kesmass.blogspot.com/2009/08/mau-tahukah-anda-serba-serbi.html

http://www.raudhatuljannah.com/2014/07/foto-foto-kegiatan-pesantren.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar